DEFINISI PERSEPSI
Apa yang muncul di benak anda ketika melihat seorang perempuan muda menggunakan blouse dan rok span disertai dengan makeup lengkap? Apakah anda akan berpikir ia berprofesi sebagai sekretaris ataukah seorang penjual di pasar tradisional?
Selama ini perempuan muda yang berpakaian rapi dengan makeup lengkap seringkali identik dengan orang yang bekerja “di belakang meja”, entah sebagai sekretaris, karyawan bank, atau ahli marketing. Jika ada seorang pedagang pasar tradisional yang tampil rapi dengan makeup lengkap, maka hal tersebut akan menjadi suatu hal yang dianggap tidak biasa.
Penilaian-penilaian seperti di atas bisa muncul karena adanya persepsi. Secara sederhana, persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses seseorang dalam memberikan interprestasi atas suatu sumber berdasarkan informasi yang ditampilkan oleh sumber tersebut. Persepsi merupakan sebuah proses internal yang dilakukan oleh manusia ketika mengevaluasi dan mengorganisasi informasi atas berbagai stimulasi dari indera kita.
Persepsi adalah terminologi yang berasal dari bahasa Latin perceptio atau percipio yang memiliki makna tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tetang lingkungan. Sementara itu, definisi persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dimaknai dalam dua pengertian. Pertama, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Kedua, persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya.
Para ahli juga memiliki definisi persepsi masing-masing. Menurut Bimo Walgito, persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya.
Sementara itu, Wolberg mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Berbeda dengan dua ahli sebelumnya, Bower melihat persepsi sebagai interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu. Sementara menurut Gibson, persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu.
JENIS PRESEPSI
Persepsi terjadi ketika seseorang mendapatkan informasi melalui inderanya. Manusia umumnya dianugerahi lima macam indera, yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga), indera peraba (kulit), indera penciuman (hidung), dan indera perasa (lidah). Masing-masing dari indera tersebut dapat memberikan informasi yang berbeda mengenai apa yang ada di lingkungan manusia. Hal ini akhirnya menimbulkan munculnya berbagai jenis persepsi yang dapat dibuat oleh manusia, berbagai macam persepsi tersebut diantaranya:
1. Persepsi Visual
Persepsi visual dibuat oleh manusia melalui informasi yang diperoleh dari indera penglihatan, yakni mata. Penglihatan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya. Mata merupakan indera yang paling awal berkembang pada bayi, karenanya manusia cenderung menggunakan mata untuk membuat persepsi dibandingkan dengan indera yang lain.
2. Persepsi Auditori
Persepsi auditori didapatkan melalui indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengenali suara. Meskipun suara ditangkap dengan telinga, namun proses “mendengarkan” juga melibatkan berbagai syaraf dan otak. Makhluk hidup di dunia ini memiliki kemampuan mendengarkan suara pada amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia merupakan makhluk yang hanya bisa mendengarkan suara pada kekuatan 20 Hz sampai 20.000 Hz saja. Sementara spesies lain mungkin dapat mendengarakan suara pada range di bawah atau di atas frekuensi tersebut.
3. Persepsi Perabaan
Persepsi perabaan didapatkan melalui indera taktil yaitu kulit. Kulit merupakan bagian tubuh yang berada paling luar. Selain sebagai pelindung bagi organ-organ yang ada di dalam tubuh, kulit juga dilengkapi dengan bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan.
4. Persepsi Penciuman
Persepsi penciuman didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. Penciuman dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengkap dan merasakan bau. Penciuman merupakan sebuah bentuk kemosensor, artinya zat kimia lah yang bertanggung jawab dalam proses penciumanan. Zat kimia mengaktifkan sistem olfaktori (penciuman) dalam konsentrasi kecil yang sering kita sebut dengan istilah bau.
5. Persepsi Pengecapan
Persepsi pengecapan didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah. Pengegecapan merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun. Indera pengecapan terkait pada persepsi otak terhadap rasa. Pengecapan merupakan suatu bentuk kemoreseptor yang dapat merasakan empat sensasi pengecapan klasik, yakni manis, asin, masam, dan pahit. Namun belakangan ini ahli-ahli psikofisik dan neurosains mengusulkan untuk menambah kategori lain, yakni rasa gurih (umami) dan asam lemak.
ILUSTRASI FAKTOR PEMBENTUK PERSEPSI (SAMUEL/UCEO)
ILUSTRASI FAKTOR PEMBENTUK PERSEPSI (SAMUEL/UCEO)
FAKTOR PEMBENTUK PERSEPSI
Ada banyak hal yang bisa memengaruhi terbentuknya persepsi seseorang terhadap suatu hal. Faktor-faktor pembentuk persepsi tersebut dibagi dalam dua kategori, yakni faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal
Faktor internal pembentuk persepsi adalah hal-hal dalam diri tiap individu yang memengaruhinya dalam membentuk sebuah persepsi. Setiap orang diciptakan berbeda-beda, karenanya persepsi yang ia bentuk terhadap suatu hal juga akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi fisik, psikologis, hingga minat dan pengalamannya selama hidup.
a. Fisiologis
Persepsi hadir berdasarkan informasi yang didapatkan manusia melalui kelima inderanya, karenanya kemampuan indera yang berbeda pada tiap manusia juga akan memengaruhi persepsinya terhadap suatu hal. Orang yang buta warna misalnya, pasti akan memiliki persepsi yang berbeda terhadap bunga mawar jika dibandingkan dengan orang yang tidak buta warna.
b. Perhatian
Dalam satu waktu, panca indera manusia dapat menangkap ribuan bahkan jutaan stimulus. Namun, tidak semua stimulasi tersebut akan kita tanggapi. Stimulasi yang akan ditanggapi oleh seseorang biasanya adalah stimulasi yang paling menarik perhatian. Hal ini pastinya secara langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi persepsi seseorang terhadap sebuah hal. Contohnya saja, ketika seseorang sedang mengendarai motor di jalan raya, kelima inderanya menangkap berbagai rangsangan yang berbeda. Indera pengelihatan melihat traffic light warna merah di depannya, indera pendengaran menangkap suara klakson yang sahut menyahut, sementara indera peraba merasakan keringat yang mengucur karena panasnya udara. Jika rasa panas yang dirasakan oleh indera peraba orang tersebut lebih menarik perhatian dibanding stimulasi yang dirasakan oleh indera yang lain, maka orang tersebut akan memiliki persepsi jika jalan raya merupakan tempat yang panas, bukan tempat yang berisik ataupun tempat yang menarik karenadihiasi traffic light yang berwarna-warni.
c. Minat
Faktor internal yang juga memengaruhi pembentukan persepsi seseorang terhadap suatu hal adalah minat. Seseorang cenderung lebih memperhatikan secara mendetail hal-hal yang sesuai dengan minatnya dibandingkan dengan hal-hal yang tidak diminatinya. Sebagai akibatnya, persepsinya terhadap suatu hal pun akan ikut terpengaruh. Contohnya, seorang perempuan yang memiliki minat di dunia fashion akan memiliki persepsi jika majalah fashion lebih baik dibandingkan majalah kuliner. Begitu pun sebaliknya, perempuan yang hobi memasak akan memiliki persepsi jika majalah kuliner jauh lebih menarik dibandingkan majalah fashion.
d. Kebutuhan yang searah
Faktor internal pembentuk persepsi selanjutnya adalah faktor kebutuhan. Hampir mirip dengan faktor minat, orang yang memiliki kebutuhan akan suatu hal biasanya akan memiliki persepsi yang lebih terhadap suatu hal. Contohnya, seorang pria yang membutuhkan celana baru yang sedang berbelanja di mall akan memiliki persepsi jika sepotong celana jeans merupakan benda yang lebih penting dibandingkan sepasang sepatu olahraga. Tetapi ketika ia sedang membutuhkan sepatu olahraga, maka persepsi yang ada dalam dirinya otomatis akan berubah.
e. Pengalaman dan ingatan
Pengalaman dan ingatan seseorang dapat memengaruhi persepsinya terhadap suatu hal. Seseorang yang sejak kecil memelihara anjing dapat dikatakan sebagai orang yang memiliki pengalaman baik dengan anjing. Suatu hari ketika ia telah dewasa dan melihat seekor anjing, maka ia akan memiliki persepsi jika anjing adalah binatang yang lucu dan bersahabat dengan manusia. Namun, apabila seseorang yang semasa kecilnya pernah dikejar atau digigit anjing, maka ia akan memiliki persepsi jika anjing adalah binatang yang ganas dan menakutkan.
f. Suasana hati
Suasana hati turut memengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu hal. Ketika suasana hati sedang baik, maka seseorang dapat mempersepsi berbagai hal sebagai sesuatu yang indah. Sebaliknya, ketika suasana hati sedang buruk, segala hal yang ada di lingkungannya seakan berubah menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal pembentuk persepsi adalah hal-hal yang terdapat pada obyek dan lingkungan seseorang yang dapat memengaruhi persepsi terhadap obyek tersebut. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap lingkungan tempatnya berada dan memengaruhi persepsi terhadap obyek yang terdapat di dalamnya.
a. Ukuran
Ukuran merupakan faktor eksternal yang sangat memengaruhi pembentukan persepsi seseorang. Semakin besar ukuran sebuah obyek maka semakin besar pula kemungkinan obyek tersebut menarik perhatian. Jika sebuah obyek menarik perhatian seseorang, maka obyek tersebut akan lebih mudah untuk dipersepsi. Selain itu, ukuran obyek juga memengaruhi cara seseorang melakukan persepsi. Obyek yang berukuran lebih besar akan dipersepsi sebagai sesuatu yang lebih dominan dibanding obyek lain yang lebih kecil.
b. Warna
Faktor eksternal warna merupakan faktor eksternal pembentuk persepsi selanjutnya. Warna dan cahaya memiliki hubungan yang sangat penting. Obyek yang mendapatkan pancaran sinar lebih banyak akan lebih mudah dipahami dibandingkan obyek yang hanya mendapatkan sedikit pancaran sinar. Hal ini dikarenakan obyek yang mendapatkan lebih banyak pancaran sinar akan lebih mudah ditangkap oleh indera penglihatan manusia. Warna juga dapat memengaruhi persepsi seseorang terhadap obyek tertentu. Ketika kita melihat seorang perempuan menggunakan pakaian berwarna cerah, kita akan memiliki persepsi jika perempuan tersebut adalah orang yang enerjik. Sebaliknya, jika melihat perempuan yang menggunakan pakaian berwarna kusam, maka akan timbul persepsi jika perempuan tersebut adalah sosok yang membosankan.
c. Keunikan
Tidak dapat dipungkiri, sesuatu yang unik selalu menarik perhatian. Jika sebuah obyek memiliki bentuk yang berbeda dibanding obyek-obyek lain di lingkungannya, maka obyek unik tersebut akan berpotensi untuk lebih dahulu mendapatkan persepsi dari orang lain.
d. Intensitas
Intensitas merupakan faktor eksternal pembentuk persepsi selanjutnya. Sebuah obyek yang muncul dengan intensitas lebih sering akan lebih diperhatikan oleh orang lain dibandingkan obyek yang intensitasnya lebih sedikit. Contohnya, iklan televisi sebuah produk permen yang muncul sebanyak tiga kali berturut-turut akan mendapatkan persepsi yang lebih bagi para audiens dibandingkan jika iklan tersebut hanya muncul satu kali saja.
e. Motion
Mata manusia cenderung lebih tertarik dengan sesuatu yang bergerak dibandingkan sesuatu yang diam. Hal inilah yang membuat media televisi biasanya lebih efektif dibandingkan media gambar seperti poster untuk menyampaikan suatu hal.
PROSES PEMBENTUKAN PERSEPSI
Proses pembentukan persepsi dapat dihasilkan melalui tiga langkah. Meskipun begitu, tiga langkah ini tidak saling terpisah, namun bersifat continue, bercampur baur, dan bertumpang tindih satu sama lain. Ketiga langkah tersebut adalah:
1. Terjadinya stimulasi alat indera (sensory stimulation)
Pada tahap pertama, alat-alat indera kita distimulasi oleh rangsangan dari luar. Rangsangan dapat diterima oleh kelima alat indera kita secara bersamaan, mulai dari suara musik yang kita dengar, pemandangan alam yang kita lihat, rasa manis dari kue yang kita makan, aroma parfum orang yang kita cium, hingga keringat yang mengucur ketika cuaca panas.
2. Pengaturan stimulasi terhadap alat indera
Di tahap kedua, rangsangan-rangsangan yang diterima oleh alat indera diatur. Meskipun kelima indera kita menerima stimulasi setiap detik, namun hanya hal-hal tertentu yang membuat kita tertarik untuk membuat persepsi atas stimulasi tersebut. Pada tahap inilah syaraf dan otak kita melakukan pengaturan atas jutaan stimulasi yang dirasakan oleh indera kita tersebut.
3. Penafsiran – Evaluasi stimulasi alat indera
Langkah ketiga merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi di pihak penerima. Penafsiran dan evaluasi tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, namun juga dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal pembentuk persepsi.
Apa yang muncul di benak anda ketika melihat seorang perempuan muda menggunakan blouse dan rok span disertai dengan makeup lengkap? Apakah anda akan berpikir ia berprofesi sebagai sekretaris ataukah seorang penjual di pasar tradisional?
Selama ini perempuan muda yang berpakaian rapi dengan makeup lengkap seringkali identik dengan orang yang bekerja “di belakang meja”, entah sebagai sekretaris, karyawan bank, atau ahli marketing. Jika ada seorang pedagang pasar tradisional yang tampil rapi dengan makeup lengkap, maka hal tersebut akan menjadi suatu hal yang dianggap tidak biasa.
Penilaian-penilaian seperti di atas bisa muncul karena adanya persepsi. Secara sederhana, persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses seseorang dalam memberikan interprestasi atas suatu sumber berdasarkan informasi yang ditampilkan oleh sumber tersebut. Persepsi merupakan sebuah proses internal yang dilakukan oleh manusia ketika mengevaluasi dan mengorganisasi informasi atas berbagai stimulasi dari indera kita.
Persepsi adalah terminologi yang berasal dari bahasa Latin perceptio atau percipio yang memiliki makna tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tetang lingkungan. Sementara itu, definisi persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dimaknai dalam dua pengertian. Pertama, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Kedua, persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya.
Para ahli juga memiliki definisi persepsi masing-masing. Menurut Bimo Walgito, persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya.
Sementara itu, Wolberg mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Berbeda dengan dua ahli sebelumnya, Bower melihat persepsi sebagai interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu. Sementara menurut Gibson, persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu.
JENIS PRESEPSI
Persepsi terjadi ketika seseorang mendapatkan informasi melalui inderanya. Manusia umumnya dianugerahi lima macam indera, yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga), indera peraba (kulit), indera penciuman (hidung), dan indera perasa (lidah). Masing-masing dari indera tersebut dapat memberikan informasi yang berbeda mengenai apa yang ada di lingkungan manusia. Hal ini akhirnya menimbulkan munculnya berbagai jenis persepsi yang dapat dibuat oleh manusia, berbagai macam persepsi tersebut diantaranya:
1. Persepsi Visual
Persepsi visual dibuat oleh manusia melalui informasi yang diperoleh dari indera penglihatan, yakni mata. Penglihatan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya. Mata merupakan indera yang paling awal berkembang pada bayi, karenanya manusia cenderung menggunakan mata untuk membuat persepsi dibandingkan dengan indera yang lain.
2. Persepsi Auditori
Persepsi auditori didapatkan melalui indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengenali suara. Meskipun suara ditangkap dengan telinga, namun proses “mendengarkan” juga melibatkan berbagai syaraf dan otak. Makhluk hidup di dunia ini memiliki kemampuan mendengarkan suara pada amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia merupakan makhluk yang hanya bisa mendengarkan suara pada kekuatan 20 Hz sampai 20.000 Hz saja. Sementara spesies lain mungkin dapat mendengarakan suara pada range di bawah atau di atas frekuensi tersebut.
3. Persepsi Perabaan
Persepsi perabaan didapatkan melalui indera taktil yaitu kulit. Kulit merupakan bagian tubuh yang berada paling luar. Selain sebagai pelindung bagi organ-organ yang ada di dalam tubuh, kulit juga dilengkapi dengan bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan.
4. Persepsi Penciuman
Persepsi penciuman didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. Penciuman dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengkap dan merasakan bau. Penciuman merupakan sebuah bentuk kemosensor, artinya zat kimia lah yang bertanggung jawab dalam proses penciumanan. Zat kimia mengaktifkan sistem olfaktori (penciuman) dalam konsentrasi kecil yang sering kita sebut dengan istilah bau.
5. Persepsi Pengecapan
Persepsi pengecapan didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah. Pengegecapan merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun. Indera pengecapan terkait pada persepsi otak terhadap rasa. Pengecapan merupakan suatu bentuk kemoreseptor yang dapat merasakan empat sensasi pengecapan klasik, yakni manis, asin, masam, dan pahit. Namun belakangan ini ahli-ahli psikofisik dan neurosains mengusulkan untuk menambah kategori lain, yakni rasa gurih (umami) dan asam lemak.
ILUSTRASI FAKTOR PEMBENTUK PERSEPSI (SAMUEL/UCEO)
ILUSTRASI FAKTOR PEMBENTUK PERSEPSI (SAMUEL/UCEO)
FAKTOR PEMBENTUK PERSEPSI
Ada banyak hal yang bisa memengaruhi terbentuknya persepsi seseorang terhadap suatu hal. Faktor-faktor pembentuk persepsi tersebut dibagi dalam dua kategori, yakni faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal
Faktor internal pembentuk persepsi adalah hal-hal dalam diri tiap individu yang memengaruhinya dalam membentuk sebuah persepsi. Setiap orang diciptakan berbeda-beda, karenanya persepsi yang ia bentuk terhadap suatu hal juga akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi fisik, psikologis, hingga minat dan pengalamannya selama hidup.
a. Fisiologis
Persepsi hadir berdasarkan informasi yang didapatkan manusia melalui kelima inderanya, karenanya kemampuan indera yang berbeda pada tiap manusia juga akan memengaruhi persepsinya terhadap suatu hal. Orang yang buta warna misalnya, pasti akan memiliki persepsi yang berbeda terhadap bunga mawar jika dibandingkan dengan orang yang tidak buta warna.
b. Perhatian
Dalam satu waktu, panca indera manusia dapat menangkap ribuan bahkan jutaan stimulus. Namun, tidak semua stimulasi tersebut akan kita tanggapi. Stimulasi yang akan ditanggapi oleh seseorang biasanya adalah stimulasi yang paling menarik perhatian. Hal ini pastinya secara langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi persepsi seseorang terhadap sebuah hal. Contohnya saja, ketika seseorang sedang mengendarai motor di jalan raya, kelima inderanya menangkap berbagai rangsangan yang berbeda. Indera pengelihatan melihat traffic light warna merah di depannya, indera pendengaran menangkap suara klakson yang sahut menyahut, sementara indera peraba merasakan keringat yang mengucur karena panasnya udara. Jika rasa panas yang dirasakan oleh indera peraba orang tersebut lebih menarik perhatian dibanding stimulasi yang dirasakan oleh indera yang lain, maka orang tersebut akan memiliki persepsi jika jalan raya merupakan tempat yang panas, bukan tempat yang berisik ataupun tempat yang menarik karenadihiasi traffic light yang berwarna-warni.
c. Minat
Faktor internal yang juga memengaruhi pembentukan persepsi seseorang terhadap suatu hal adalah minat. Seseorang cenderung lebih memperhatikan secara mendetail hal-hal yang sesuai dengan minatnya dibandingkan dengan hal-hal yang tidak diminatinya. Sebagai akibatnya, persepsinya terhadap suatu hal pun akan ikut terpengaruh. Contohnya, seorang perempuan yang memiliki minat di dunia fashion akan memiliki persepsi jika majalah fashion lebih baik dibandingkan majalah kuliner. Begitu pun sebaliknya, perempuan yang hobi memasak akan memiliki persepsi jika majalah kuliner jauh lebih menarik dibandingkan majalah fashion.
d. Kebutuhan yang searah
Faktor internal pembentuk persepsi selanjutnya adalah faktor kebutuhan. Hampir mirip dengan faktor minat, orang yang memiliki kebutuhan akan suatu hal biasanya akan memiliki persepsi yang lebih terhadap suatu hal. Contohnya, seorang pria yang membutuhkan celana baru yang sedang berbelanja di mall akan memiliki persepsi jika sepotong celana jeans merupakan benda yang lebih penting dibandingkan sepasang sepatu olahraga. Tetapi ketika ia sedang membutuhkan sepatu olahraga, maka persepsi yang ada dalam dirinya otomatis akan berubah.
e. Pengalaman dan ingatan
Pengalaman dan ingatan seseorang dapat memengaruhi persepsinya terhadap suatu hal. Seseorang yang sejak kecil memelihara anjing dapat dikatakan sebagai orang yang memiliki pengalaman baik dengan anjing. Suatu hari ketika ia telah dewasa dan melihat seekor anjing, maka ia akan memiliki persepsi jika anjing adalah binatang yang lucu dan bersahabat dengan manusia. Namun, apabila seseorang yang semasa kecilnya pernah dikejar atau digigit anjing, maka ia akan memiliki persepsi jika anjing adalah binatang yang ganas dan menakutkan.
f. Suasana hati
Suasana hati turut memengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu hal. Ketika suasana hati sedang baik, maka seseorang dapat mempersepsi berbagai hal sebagai sesuatu yang indah. Sebaliknya, ketika suasana hati sedang buruk, segala hal yang ada di lingkungannya seakan berubah menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal pembentuk persepsi adalah hal-hal yang terdapat pada obyek dan lingkungan seseorang yang dapat memengaruhi persepsi terhadap obyek tersebut. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap lingkungan tempatnya berada dan memengaruhi persepsi terhadap obyek yang terdapat di dalamnya.
a. Ukuran
Ukuran merupakan faktor eksternal yang sangat memengaruhi pembentukan persepsi seseorang. Semakin besar ukuran sebuah obyek maka semakin besar pula kemungkinan obyek tersebut menarik perhatian. Jika sebuah obyek menarik perhatian seseorang, maka obyek tersebut akan lebih mudah untuk dipersepsi. Selain itu, ukuran obyek juga memengaruhi cara seseorang melakukan persepsi. Obyek yang berukuran lebih besar akan dipersepsi sebagai sesuatu yang lebih dominan dibanding obyek lain yang lebih kecil.
b. Warna
Faktor eksternal warna merupakan faktor eksternal pembentuk persepsi selanjutnya. Warna dan cahaya memiliki hubungan yang sangat penting. Obyek yang mendapatkan pancaran sinar lebih banyak akan lebih mudah dipahami dibandingkan obyek yang hanya mendapatkan sedikit pancaran sinar. Hal ini dikarenakan obyek yang mendapatkan lebih banyak pancaran sinar akan lebih mudah ditangkap oleh indera penglihatan manusia. Warna juga dapat memengaruhi persepsi seseorang terhadap obyek tertentu. Ketika kita melihat seorang perempuan menggunakan pakaian berwarna cerah, kita akan memiliki persepsi jika perempuan tersebut adalah orang yang enerjik. Sebaliknya, jika melihat perempuan yang menggunakan pakaian berwarna kusam, maka akan timbul persepsi jika perempuan tersebut adalah sosok yang membosankan.
c. Keunikan
Tidak dapat dipungkiri, sesuatu yang unik selalu menarik perhatian. Jika sebuah obyek memiliki bentuk yang berbeda dibanding obyek-obyek lain di lingkungannya, maka obyek unik tersebut akan berpotensi untuk lebih dahulu mendapatkan persepsi dari orang lain.
d. Intensitas
Intensitas merupakan faktor eksternal pembentuk persepsi selanjutnya. Sebuah obyek yang muncul dengan intensitas lebih sering akan lebih diperhatikan oleh orang lain dibandingkan obyek yang intensitasnya lebih sedikit. Contohnya, iklan televisi sebuah produk permen yang muncul sebanyak tiga kali berturut-turut akan mendapatkan persepsi yang lebih bagi para audiens dibandingkan jika iklan tersebut hanya muncul satu kali saja.
e. Motion
Mata manusia cenderung lebih tertarik dengan sesuatu yang bergerak dibandingkan sesuatu yang diam. Hal inilah yang membuat media televisi biasanya lebih efektif dibandingkan media gambar seperti poster untuk menyampaikan suatu hal.
PROSES PEMBENTUKAN PERSEPSI
Proses pembentukan persepsi dapat dihasilkan melalui tiga langkah. Meskipun begitu, tiga langkah ini tidak saling terpisah, namun bersifat continue, bercampur baur, dan bertumpang tindih satu sama lain. Ketiga langkah tersebut adalah:
1. Terjadinya stimulasi alat indera (sensory stimulation)
Pada tahap pertama, alat-alat indera kita distimulasi oleh rangsangan dari luar. Rangsangan dapat diterima oleh kelima alat indera kita secara bersamaan, mulai dari suara musik yang kita dengar, pemandangan alam yang kita lihat, rasa manis dari kue yang kita makan, aroma parfum orang yang kita cium, hingga keringat yang mengucur ketika cuaca panas.
2. Pengaturan stimulasi terhadap alat indera
Di tahap kedua, rangsangan-rangsangan yang diterima oleh alat indera diatur. Meskipun kelima indera kita menerima stimulasi setiap detik, namun hanya hal-hal tertentu yang membuat kita tertarik untuk membuat persepsi atas stimulasi tersebut. Pada tahap inilah syaraf dan otak kita melakukan pengaturan atas jutaan stimulasi yang dirasakan oleh indera kita tersebut.
3. Penafsiran – Evaluasi stimulasi alat indera
Langkah ketiga merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi di pihak penerima. Penafsiran dan evaluasi tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, namun juga dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal pembentuk persepsi.
Sumber: ciputrauceo
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon