“Salah satu alasan mengapa Tuhan memberikan kekuatan kepada kita adalah agar kita dapat menolong orang lain”
DEFINISI TOLONG MENOLONG
Setujukah Anda dengan quotes di atas? Sejak kecil kita sebagai manusia sudah dididik untuk saling tolong menolong. Ingatkah betapa rapuhnya kita ketika baru saja dilahirkan oleh ibu kita? Kira-kira apa yang akan terjadi jika dokter, suster, dan tentu saja ibu kita sendiri tidak menolong kita untuk bertahan hidup saat kita masih bayi?
Manusia adalah makhluk individualis, namun sekaligus makhluk sosial. Manusia membutuhkan privasi, namun tidak akan pernah mampu hidup tanpa campur tangan dan pertolongan orang lain. Tolong menolong dalam kebaikan merupakan salah satu bentuk sikap hidup yang didambakan oleh umat manusia di seluruh muka bumi. Sikap hidup saling tolong menolong dapat mewujudkan terciptanya kedamaian bagi umat manusia. Sikap hidup saling tolong menolong merupakan kunci dan tips hidup tentram di mana pun kita berada.
Definisi tolong menolong adalah sikap saling membantu untuk meringankan beban (penderitaan, kesulitan) orang lain dengan melakukan sesuatu. Bantuan yang dimaksud dapat berbentuk bantuan tenaga, waktu, ataupun dana.
Sementara itu definisi tolong menolong menurut Dovidio dan Penner adalah suatu tindakan yang bertujuan menghasilkan keuntungan untuk pihak lain. Definisi ini merujuk sebagai tindakan yang menguntungkan orang lain tanpa harus menguntungkan si penolong secara langsung, bahkan kadang justru menimbulkan resiko bagi si penolong.
Sikap tolong menolong yang dilakukan oleh umat manusia ternyata terjadi karena banyak hal, berikut adalah beberapa perspektif teroritis yang diyakini sebagai dasar dari munculnya sikap tolong menolong antar manusia:
1. Perspektif Teori Evolusi
Menurut perspektif teori evolusi, inti dari kehidupan adalah kelangsungan hidup gen. Karenanya gen dalam diri manusia telah mendorong manusia untuk terus mempertahankan kehidupan demi kelangsungan hidup gen tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan manusia untuk dapat bertahan hidup adalah dengan tolong menolong terhadap sesama umat manusia.
a. Perlindungan Kerabat (kin protection)
Manusia cenderung akan menolong manusia lain yang masih tergolong dalam keluarga atau kerabatnya. Kedekatan gen yang ada dalam keluarga secara biologis membuat manusia secara alamiah terdorong untuk tolong menolong dengan orang yang masih tergolong keluarga atau kerabatnya.
b. Timbal Balik Biologic (biological reciprocity)
Dalam pemahaman logika manusia, seorang yang telah melakukan kebaikan terhadap orang lain akan mendapatkan balasan yang sama di kemudian hari. Karena hal itulah menusia rela menolong orang lain supaya kelak akan mendapatkan bantuan dari orang yang ditolongnya sebagai balasan.
2. Perspektif Sosiokultural
Perspektif sosiokultural melihat perbuatan tolong menolong terjadi karena manusia terikat dalam tiga norma sosial dasar yang lazimnya ada dalam masyarakat. Ketiga norma tersebut adalah:
- Norm of social responsibility (norma tanggung jawab sosial) yang menyatakan jika orang harus memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan pertolongan tanpa mengharapkan balasan.
- Norm of reciprocity (norma timbal balik) yang menyatakan jika seorang manusia harus menolong orang lain yang pernah menolongnya.
- Norm of social justice (norma keadilan sosial), yakni aturan tentang keadilan dan distribusi sumber daya secara merata.
3. Perspektif Belajar
Berdasarkan perspektif belajar, orang melakukan tolong menolong karena sudah mempelajarinya sejak kecil. Anak kecil yang dibiasakan untuk tolong menolong cenderung lebih sering mewujudkan sikap tolong menolong ketika ia telah dewasa. Kadang pembelajaran sikap tolong menolong ini tidak hanya muncul dari kebiasaan melakukan tolong menolong, namun juga karena kebiasaan melihat orang lain melakukannya.
4. Perspektif Teori Empati
Setiap manusia terlahir tidak hanya dalam bentuk raga saja, namun juga dengan dibekali pikiran dan perasaan. Unsur perasaan yang ada dalam diri manusia inilah yang mendorong munculnya empati. Empati sendiri sebenarnya merupakan respons yang kompleks karena meliputi komponen afektif dan kognitif (Baca juga: Cara Membangun Empati untuk Menjalin Relasi). Dengan komponen afektif, berarti seseorang dapat merasakan apa yang orang lain rasakan dan dengan komponen kognitif seseorang mampu memahami apa yang orang lain rasakan. Rasa empati inilah yang kemudian mendorong manusia untuk saling tolong menolong dengan orang lain.
5. Perspektif Pengambilan Keputusan
Berdasarkan perspektif pengambilan keputusan, tindakan tolong menolong muncul saat seorang individu memutuskan untuk memberi bantuan dan kemudian mengambil tindakan. Proses ini dimulai saat seseorang melihat orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Orang ini kemudian akan menimbang dan memutuskan apakah akan memberikan bantuan atau tidak berdasarkan banyak hal. Jika ia memutuskan untuk memberikan pertolongan, maka ia akan memikirkan seberapa besar effort yang harus ia keluarkan dan seberapa besar “imbalan” yang akan ia terima (imbalan yang dimaksud tidak melulu berupa materi, tapi bisa saja berupa hal lain, misalnya pengakuan atau pahala di akhirat). Terakhir, ia akan memutuskan tipe dan bentuk bantuan seperti apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara memberinya.
ILUSTRASI ETIKA TOLONG MENOLONG (SAMUEL/UCEO)
ILUSTRASI ETIKA TOLONG MENOLONG (SAMUEL/UCEO)
ETIKA TOLONG MENOLONG
Tolong menolong adalah perbuatan yang baik, namun terkadang masih ada segelintir orang yang belum memahami bahwa dalam tolong menolong pun terdapat etika yang harus diperhatikan. Baik bagi si penolong maupun si peminta tolong, menjaga etika dalam tolong menolong perlu dilakukan supaya tindakan tolong menolong tidak menimbulkan perasaan tidak enak bagi satu maupun kedua belah pihak.
1. Etika Menolong
Tidak ada yang salah dengan menolong orang lain, namun sikap menolong bisa jadi salah jika tidak dilakukan dalam bentuk dan cara yang benar. Berikut adalah etika yang harus diperhatikan ketika kita hendak menolong orang lain:
a. Dilandasi Keikhlasan
Menolong seseorang haruslah berlandaskan keikhlasan. Tujuan kita tolong menolong adalah untuk membantu orang lain yang sedang kesusahan. Jangan sampai tolong menolong justru dimanfaatkan untuk mengharapkan imbalan. Biarlah perbuatan baik kita dalam tolong menolong dibalas oleh Tuhan melalui orang-orang lain yang kita temui setiap harinya, jangan hanya mengharapkan orang yang kita bantu untuk membalas perbuatan baik kita.
b. Menolong dengan Sesuatu yang Baik
Pernahkan Anda menyumbangkan baju bekas untuk korban bencana alam? Perbuatan ini sangatlah patut untuk dilakukan karena orang-orang yang sedang menjadi korban bencana alam sangat membutuhkan pakaian-pakaian dari hasil sumbangan. Namun satu hal yang perlu diingat, menyumbang baju bekas bukan berarti memberikan baju yang sudah berlubang dan kotor. Dalam membantu orang lain, hendaknya kita memberikan sesuatu yang baik. Jika kita hanya bisa membantu lewat baju bekas, pilihlah baju bekas yang masih bagus dan layak pakai. Jangan sampai tindakan baik kita menolong orang lain jadi tidak berguna karena tidak dapat dipakai atau justru menyakiti orang lain karena seakan kita meremehkan mereka.
c. Dilakukan dengan Cara atau Sikap yang Baik
Selain menolong dengan sesuatu yang baik, tolong menolong juga harus dilakukan dengan cara yang baik. Jika ada ibu-ibu tua yang datang untuk meminta bantuan uang kepada kita, cobalah untuk memberi bantuan ketika kita sedang memiliki rezeki. Namun, ketika kita benar-benar kesulitan dan tidak bisa membantunya, tolaklah permintaannya dengan cara yang sopan dan halus. Jangan pernah membentak atau mencaci maki orang yang meminta bantuan kita.
d. Jangan Membeda-Bedakan
Dalam tolong menolong, jangan pernah membeda-bedakan orang lain. Jangan jadikan suku, ras, atau agama untuk memilih-milih orang mana yang hendak kita bantu. Jika ada orang kesulitan, apapun sukunya, apapun rasnya, atau apapun agamanya haruslah kita beri bantuan dengan sesegera mungkin.
e.Jangan Diingat-Ingat dan Jangan Disebut-Sebut
Banyak orang yang memiliki kebiasaan mengingat-ingat bantuan yang telah ia berikan untuk orang lain. Bahkan beberapa sampai menyebut-nyebut pertolongan yang diberikannya tersebut baik kepada orang yang ditolong maupun terhadap orang lain. Seperti poin yang telah dibahas sebelumnya, memberikan bantuan itu harus ikhlas. Ikhlas yang dimaksud termasuk tidak mengingat-ingat bahkan mengungkit-ungkit bantuan yang pernah kita berikan ke orang lain.
2. Etika Meminta Tolong
a. Minta Tolonglah untuk Hal-Hal yang Genting/ Darurat
Mintalah tolong ketika ada sesuatu hal yang sangat mendesak. Misalnya Anda hendak meminjam uang kepada rekan kantor Anda. Pinjamlah hanya saat Anda benar-benar terdesak, seperti saat orang tua Anda sakit atau anak Anda harus membayar uang sekolah namun di saat yang bersamaan tabungan Anda sedang benar-benar habis. Jangan sampai Anda meminjam uang teman Anda hanya untuk sesuatu yang kurang penting, seperti misalnya membeli baju baru karena bosan dengan baju lama Anda.
b. Jangan Meminjam Alat-Alat yang Sering Dipakai
Jika Anda membutuhkan sebuah barang yang akan rutin Anda pakai, lebih baik Anda membelinya sendiri dibandingkan meminjam ke orang lain. Misalnya Anda membutuhkan alat potong kuku, meskipun teman kos Anda memilikinya, namun ada baiknya Anda membeli potong kuku sendiri dibanding meminjam alat tersebut setiap satu minggu sekali.
c. Jangan Sering Meminta Tolong untuk Hal-Hal Sepele
Kadang kita malas melakukan sesuatu yang sebenarnya mudah untuk dilakukan. Sebagai jalan keluarnya, terkadang kita memanfaatkan kebaikan orang lain untuk membantu kita. Misalnya, meskipun hanya dua langkah ke depan, tapi kita sering malas mengambil remote televisi yang ada di meja. Kemudian yang kita lakukan justru memanggil asisten rumah tangga (ART) kita untuk datang demi mengambilkan remote tersebut meskipun sebenarnya jarak kita lebih dekat dari remote tersebut. Perbuatan ini tentunya tidak beretika, selain karena hal tersebut adalah kebutuhan kita, hal tersebut juga sangat sepele untuk dilakukan.
d. Perhatikan Bahasa Tubuh Penolong
Jika Anda jeli dalam mengamati gerak tubuh seseorang, seringkali beberapa orang yang dimintai pertolongan merespon permintaan secara tidak spontan (ada jeda diam 2-3 detik). Ketidakspontanan jawaban mengindikasikan orang tersebut sedang berpikir, mungkin dia sedang sibuk untukmembagi-bagi waktu senggangnya atau juga mencari-cari alasan yang tepat dengan jawaban elegan bahwa dia tidak bisa menolong karena suatu hal. Jika hal ini terjadi pada Anda, ada baiknya Anda tidak melangkah lebih jauh untuk memaksakan diri meminta tolong. Jawaban spontan adalah jawaban yang bersumber dari alam bawah sadar. Jawaban inilah indikator ketulusan orang dalam membantu.
e. Jangan Meminta Secara Paksa
Meminta tolong secara paksa adalah perbuatan yang tidak baik, sekalipun Anda sangat membutuhkan bantuan. Orang yang Anda paksa untuk menolong akan memandang Anda sebagai orang yang tidak menyenangkan dan hobi menyusahkan orang lain.
DEFINISI TOLONG MENOLONG
Setujukah Anda dengan quotes di atas? Sejak kecil kita sebagai manusia sudah dididik untuk saling tolong menolong. Ingatkah betapa rapuhnya kita ketika baru saja dilahirkan oleh ibu kita? Kira-kira apa yang akan terjadi jika dokter, suster, dan tentu saja ibu kita sendiri tidak menolong kita untuk bertahan hidup saat kita masih bayi?
Manusia adalah makhluk individualis, namun sekaligus makhluk sosial. Manusia membutuhkan privasi, namun tidak akan pernah mampu hidup tanpa campur tangan dan pertolongan orang lain. Tolong menolong dalam kebaikan merupakan salah satu bentuk sikap hidup yang didambakan oleh umat manusia di seluruh muka bumi. Sikap hidup saling tolong menolong dapat mewujudkan terciptanya kedamaian bagi umat manusia. Sikap hidup saling tolong menolong merupakan kunci dan tips hidup tentram di mana pun kita berada.
Definisi tolong menolong adalah sikap saling membantu untuk meringankan beban (penderitaan, kesulitan) orang lain dengan melakukan sesuatu. Bantuan yang dimaksud dapat berbentuk bantuan tenaga, waktu, ataupun dana.
Sementara itu definisi tolong menolong menurut Dovidio dan Penner adalah suatu tindakan yang bertujuan menghasilkan keuntungan untuk pihak lain. Definisi ini merujuk sebagai tindakan yang menguntungkan orang lain tanpa harus menguntungkan si penolong secara langsung, bahkan kadang justru menimbulkan resiko bagi si penolong.
Sikap tolong menolong yang dilakukan oleh umat manusia ternyata terjadi karena banyak hal, berikut adalah beberapa perspektif teroritis yang diyakini sebagai dasar dari munculnya sikap tolong menolong antar manusia:
1. Perspektif Teori Evolusi
Menurut perspektif teori evolusi, inti dari kehidupan adalah kelangsungan hidup gen. Karenanya gen dalam diri manusia telah mendorong manusia untuk terus mempertahankan kehidupan demi kelangsungan hidup gen tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan manusia untuk dapat bertahan hidup adalah dengan tolong menolong terhadap sesama umat manusia.
a. Perlindungan Kerabat (kin protection)
Manusia cenderung akan menolong manusia lain yang masih tergolong dalam keluarga atau kerabatnya. Kedekatan gen yang ada dalam keluarga secara biologis membuat manusia secara alamiah terdorong untuk tolong menolong dengan orang yang masih tergolong keluarga atau kerabatnya.
b. Timbal Balik Biologic (biological reciprocity)
Dalam pemahaman logika manusia, seorang yang telah melakukan kebaikan terhadap orang lain akan mendapatkan balasan yang sama di kemudian hari. Karena hal itulah menusia rela menolong orang lain supaya kelak akan mendapatkan bantuan dari orang yang ditolongnya sebagai balasan.
2. Perspektif Sosiokultural
Perspektif sosiokultural melihat perbuatan tolong menolong terjadi karena manusia terikat dalam tiga norma sosial dasar yang lazimnya ada dalam masyarakat. Ketiga norma tersebut adalah:
- Norm of social responsibility (norma tanggung jawab sosial) yang menyatakan jika orang harus memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan pertolongan tanpa mengharapkan balasan.
- Norm of reciprocity (norma timbal balik) yang menyatakan jika seorang manusia harus menolong orang lain yang pernah menolongnya.
- Norm of social justice (norma keadilan sosial), yakni aturan tentang keadilan dan distribusi sumber daya secara merata.
3. Perspektif Belajar
Berdasarkan perspektif belajar, orang melakukan tolong menolong karena sudah mempelajarinya sejak kecil. Anak kecil yang dibiasakan untuk tolong menolong cenderung lebih sering mewujudkan sikap tolong menolong ketika ia telah dewasa. Kadang pembelajaran sikap tolong menolong ini tidak hanya muncul dari kebiasaan melakukan tolong menolong, namun juga karena kebiasaan melihat orang lain melakukannya.
4. Perspektif Teori Empati
Setiap manusia terlahir tidak hanya dalam bentuk raga saja, namun juga dengan dibekali pikiran dan perasaan. Unsur perasaan yang ada dalam diri manusia inilah yang mendorong munculnya empati. Empati sendiri sebenarnya merupakan respons yang kompleks karena meliputi komponen afektif dan kognitif (Baca juga: Cara Membangun Empati untuk Menjalin Relasi). Dengan komponen afektif, berarti seseorang dapat merasakan apa yang orang lain rasakan dan dengan komponen kognitif seseorang mampu memahami apa yang orang lain rasakan. Rasa empati inilah yang kemudian mendorong manusia untuk saling tolong menolong dengan orang lain.
5. Perspektif Pengambilan Keputusan
Berdasarkan perspektif pengambilan keputusan, tindakan tolong menolong muncul saat seorang individu memutuskan untuk memberi bantuan dan kemudian mengambil tindakan. Proses ini dimulai saat seseorang melihat orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Orang ini kemudian akan menimbang dan memutuskan apakah akan memberikan bantuan atau tidak berdasarkan banyak hal. Jika ia memutuskan untuk memberikan pertolongan, maka ia akan memikirkan seberapa besar effort yang harus ia keluarkan dan seberapa besar “imbalan” yang akan ia terima (imbalan yang dimaksud tidak melulu berupa materi, tapi bisa saja berupa hal lain, misalnya pengakuan atau pahala di akhirat). Terakhir, ia akan memutuskan tipe dan bentuk bantuan seperti apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara memberinya.
ILUSTRASI ETIKA TOLONG MENOLONG (SAMUEL/UCEO)
ILUSTRASI ETIKA TOLONG MENOLONG (SAMUEL/UCEO)
ETIKA TOLONG MENOLONG
Tolong menolong adalah perbuatan yang baik, namun terkadang masih ada segelintir orang yang belum memahami bahwa dalam tolong menolong pun terdapat etika yang harus diperhatikan. Baik bagi si penolong maupun si peminta tolong, menjaga etika dalam tolong menolong perlu dilakukan supaya tindakan tolong menolong tidak menimbulkan perasaan tidak enak bagi satu maupun kedua belah pihak.
1. Etika Menolong
Tidak ada yang salah dengan menolong orang lain, namun sikap menolong bisa jadi salah jika tidak dilakukan dalam bentuk dan cara yang benar. Berikut adalah etika yang harus diperhatikan ketika kita hendak menolong orang lain:
a. Dilandasi Keikhlasan
Menolong seseorang haruslah berlandaskan keikhlasan. Tujuan kita tolong menolong adalah untuk membantu orang lain yang sedang kesusahan. Jangan sampai tolong menolong justru dimanfaatkan untuk mengharapkan imbalan. Biarlah perbuatan baik kita dalam tolong menolong dibalas oleh Tuhan melalui orang-orang lain yang kita temui setiap harinya, jangan hanya mengharapkan orang yang kita bantu untuk membalas perbuatan baik kita.
b. Menolong dengan Sesuatu yang Baik
Pernahkan Anda menyumbangkan baju bekas untuk korban bencana alam? Perbuatan ini sangatlah patut untuk dilakukan karena orang-orang yang sedang menjadi korban bencana alam sangat membutuhkan pakaian-pakaian dari hasil sumbangan. Namun satu hal yang perlu diingat, menyumbang baju bekas bukan berarti memberikan baju yang sudah berlubang dan kotor. Dalam membantu orang lain, hendaknya kita memberikan sesuatu yang baik. Jika kita hanya bisa membantu lewat baju bekas, pilihlah baju bekas yang masih bagus dan layak pakai. Jangan sampai tindakan baik kita menolong orang lain jadi tidak berguna karena tidak dapat dipakai atau justru menyakiti orang lain karena seakan kita meremehkan mereka.
c. Dilakukan dengan Cara atau Sikap yang Baik
Selain menolong dengan sesuatu yang baik, tolong menolong juga harus dilakukan dengan cara yang baik. Jika ada ibu-ibu tua yang datang untuk meminta bantuan uang kepada kita, cobalah untuk memberi bantuan ketika kita sedang memiliki rezeki. Namun, ketika kita benar-benar kesulitan dan tidak bisa membantunya, tolaklah permintaannya dengan cara yang sopan dan halus. Jangan pernah membentak atau mencaci maki orang yang meminta bantuan kita.
d. Jangan Membeda-Bedakan
Dalam tolong menolong, jangan pernah membeda-bedakan orang lain. Jangan jadikan suku, ras, atau agama untuk memilih-milih orang mana yang hendak kita bantu. Jika ada orang kesulitan, apapun sukunya, apapun rasnya, atau apapun agamanya haruslah kita beri bantuan dengan sesegera mungkin.
e.Jangan Diingat-Ingat dan Jangan Disebut-Sebut
Banyak orang yang memiliki kebiasaan mengingat-ingat bantuan yang telah ia berikan untuk orang lain. Bahkan beberapa sampai menyebut-nyebut pertolongan yang diberikannya tersebut baik kepada orang yang ditolong maupun terhadap orang lain. Seperti poin yang telah dibahas sebelumnya, memberikan bantuan itu harus ikhlas. Ikhlas yang dimaksud termasuk tidak mengingat-ingat bahkan mengungkit-ungkit bantuan yang pernah kita berikan ke orang lain.
2. Etika Meminta Tolong
a. Minta Tolonglah untuk Hal-Hal yang Genting/ Darurat
Mintalah tolong ketika ada sesuatu hal yang sangat mendesak. Misalnya Anda hendak meminjam uang kepada rekan kantor Anda. Pinjamlah hanya saat Anda benar-benar terdesak, seperti saat orang tua Anda sakit atau anak Anda harus membayar uang sekolah namun di saat yang bersamaan tabungan Anda sedang benar-benar habis. Jangan sampai Anda meminjam uang teman Anda hanya untuk sesuatu yang kurang penting, seperti misalnya membeli baju baru karena bosan dengan baju lama Anda.
b. Jangan Meminjam Alat-Alat yang Sering Dipakai
Jika Anda membutuhkan sebuah barang yang akan rutin Anda pakai, lebih baik Anda membelinya sendiri dibandingkan meminjam ke orang lain. Misalnya Anda membutuhkan alat potong kuku, meskipun teman kos Anda memilikinya, namun ada baiknya Anda membeli potong kuku sendiri dibanding meminjam alat tersebut setiap satu minggu sekali.
c. Jangan Sering Meminta Tolong untuk Hal-Hal Sepele
Kadang kita malas melakukan sesuatu yang sebenarnya mudah untuk dilakukan. Sebagai jalan keluarnya, terkadang kita memanfaatkan kebaikan orang lain untuk membantu kita. Misalnya, meskipun hanya dua langkah ke depan, tapi kita sering malas mengambil remote televisi yang ada di meja. Kemudian yang kita lakukan justru memanggil asisten rumah tangga (ART) kita untuk datang demi mengambilkan remote tersebut meskipun sebenarnya jarak kita lebih dekat dari remote tersebut. Perbuatan ini tentunya tidak beretika, selain karena hal tersebut adalah kebutuhan kita, hal tersebut juga sangat sepele untuk dilakukan.
d. Perhatikan Bahasa Tubuh Penolong
Jika Anda jeli dalam mengamati gerak tubuh seseorang, seringkali beberapa orang yang dimintai pertolongan merespon permintaan secara tidak spontan (ada jeda diam 2-3 detik). Ketidakspontanan jawaban mengindikasikan orang tersebut sedang berpikir, mungkin dia sedang sibuk untukmembagi-bagi waktu senggangnya atau juga mencari-cari alasan yang tepat dengan jawaban elegan bahwa dia tidak bisa menolong karena suatu hal. Jika hal ini terjadi pada Anda, ada baiknya Anda tidak melangkah lebih jauh untuk memaksakan diri meminta tolong. Jawaban spontan adalah jawaban yang bersumber dari alam bawah sadar. Jawaban inilah indikator ketulusan orang dalam membantu.
e. Jangan Meminta Secara Paksa
Meminta tolong secara paksa adalah perbuatan yang tidak baik, sekalipun Anda sangat membutuhkan bantuan. Orang yang Anda paksa untuk menolong akan memandang Anda sebagai orang yang tidak menyenangkan dan hobi menyusahkan orang lain.
Sumber: ciputrauceo
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon